Bunga Berwujud Manusia

Di sebuah taman yang luas dan penuh warna, aku berjalan perlahan. Tap. Tap. Tap. Bunyi langkah kaki menapak pada tanah yang penuh akan keindahan surgawi. Langkah ini terhenti, terpaku pada pesona sebuah bunga yang belum pernah kulihat sebelumnya. Ia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan, sebuah keajaiban yang berhembus lembut seperti angin musim semi. Mencoba mendekat dan mengamati, tapi aku takut untuk memetiknya. Rasanya seperti sebuah kesedihan yang menggema dalam jiwa, karena aku tahu bahwa tangan ini belum siap merasakan tajamnya duri.

Namun, sang bunga seakan berbisik dengan aroma manisnya, mengajak untuk mengatasi ketakutan. Petiklah aku, akan aku berikan kenyamanan dan cinta seluruh alam ini. Ia terus meyakinkanku bahwa kekuatan itu dapat dibina dari kelembutan kelopak yang akan terbuka perlahan dan pasti terjadi. Aku goyah, kupetik keindahan itu tapi diantara kenyamanan dan cinta yang dijanjikan datang duri-duri liar, mencoba menahan langkahku menuju keindahan. Meski begitu, ada sebuah rahasia yang tersembunyi dalam hati. Ingat! Rahasia. Semakin aku meragu, semakin bunganya menari dalam cahaya redup di bening pagi hari. Ntah bagaimana, cinta yang mulai tumbuh ini, bagaikan akar yang kuat menjalar dalam tanah subur, lebih besar dan lebih kuat dibandingkan keraguan.

Dengan setiap langkah yang kukukuhkan, bunga itu menjadi bagian dari pengertian tentang kehidupan. Seperti hujan yang datang menyuburkan tanah, setiap tantangan dan keraguan adalah pelajaran yang menyirami jiwa untuk bertumbuh. Aku dan bunga itu terus mekar, meskipun dunia di sekitar kadang kelam dan penuh duri.




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bunga Berwujud Manusia"

Posting Komentar